Website Friendster pernah berjaya lebih dari satu dekade lalu. Tepatnya,
pada 2002 jejaring sosial tersebut didirikan oleh Jonathan Abrams. Pada
saat masa jayanya, jejaring sosial tersebut dapat diakses melalui
website, namun kini sudah tidak dapat digunakan lagi.
Friendster harus berd*rah-d*rah setelah Facebook muncul pada 2004.
Jonathan Abrams, seperti dilaporkan Mashable pada 2014 mengungkapkan
bahwa Friendster memiliki kendala dalam hal teknologi.
Sebelum munculnya jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg itu, Friendster
sudah ingin menciptakan news feed untuk lingkungan kampus atau layanan
yang dinamakan "Friendster College". Tidak hanya itu, Friendster juga
berencana menciptakan tools 'Friendster social graph', termasuk platform
untuk berbagi playlist musik.
Bahkan Friendster pada 2003 mendapatkan tambahan dana USD13 juta, namun
para investor tidak fokus dalam hal meningkatkan pelayanan tersebut.
Tersendatnya layanan tersebut untuk menjaga basis pengguna berakhir pada
menurunnya pangsa pasar Friendster.
Pengguna di wilayah Amerika Serikat dan Eropa mulai menyusut, tetapi
basis pengguna terbesar tetap berada di Asia. Popularitas Friendster
yang turun serta hadirnya Facebook, membuat pengguna beralih menuju
jejaring sosial tersebut besutan Mark tersebut.
Pada 2004, terdapat perombakan di dalam tubuh perusahaan Friendster, di
mana Jonathan Abrams lepas dari jabatan CEO dan menduduki peran
chairman. Posisi CEO kala itu dipegang oleh Scott Sassa.
Friendster berkeinginan untuk membeli Facebook, tetapi Abrams menolak
memberikan tawaran akuisisi yang tepat. Tampaknya, tawaran itu tidak
cukup besar untuk menarik minat Zuckerberg dan timnya saat itu.
Enam tahun kemudian, Facebook dan Friendster terlibat dalam kesepakatan
akuisisi. Bukannya Friendster yang membeli Facebook, tetapi Facebook
yang membeli portofolio penuh dari Friendster terkait paten social
networking senilai USD40 juta.
Di tengah semakin terpuruknya Friendster, Facebook pada 2009 dibeli oleh
MOL Global, penyedia pembayaran online yang berbasis di Malaysia.
Kabarnya, Friendster memiliki total 115 juta pengguna pada saat
akuisisi, di mana lebih dari 75 juta berada di Asia.
sumber:http://halounik.blogspot.com/2015/10/penyebab-runtuhnya-kejayaan-friendster.html