Does Not Commute, Tampak Mudah Bukan Berarti Memang Mudah
Does Not Commute mengambil setting di dunia barat di era perang dingin. Melalui gameplay-nya yang unik, kamu diminta untuk mengendarai sebuah mobil ke tujuan yang telah ditentukan. Untuk beberapa level pertama, semuanya tampak biasa saja. Jalanan masih sepi, rutenya juga masih mulus, tanpa rintangan yang berarti, dan pengendara lainnya yang santun di jalanan. Setiap level memiliki cerita yang berbeda-beda, mulai dari diminta untuk mengantarkan pasien ke rumah sakit bahkan hingga mengantarkan ibu-ibu ke rumahnya.
Permainan menjadi semakin membingungkan seiring bertambahnya level. Kamu akan menjumpai jalanan yang lebih berkelok, hingga penemudi lainnya yang sama-sama beringas. Kontrol yang disediakan juga tidak sepenuhnya nyaman ketika kamu harus memacu mobil ke tujuan yang diminta. Semua itu dilakukan karena ada timer di bagian atas layar yang tidak boleh kamu lewatkan agar dapat melalui level tersebut dengan lancar. Jadi jangan harapkan game ini menjadi game yang santai ya.
Tokcer Berkat Grafiknya yang Oke, Plus Tanpa Iklan
Selain gameplay-nya yang sangat menantang, mata kamu juga akan dimanjakan oleh grafiknya yang cukup memukau. Memang sih efek 3 dimensi untuk zaman sekarang sudah hadir di berbagai game mobile kebanyakan. Akan tetapi, jika kamu sudah mencoba Does Not Commute, kamu akan menemukan bahwa game kecil tersebut bahkan dengan senang hati menyajikan grafik yang lembut dan keren. Dibandingkan dengan game lainnya yang bertemakan serupa, Does Not Commute jelas berani diadu.
Kenyamanan dalam bermain pun tidak berhenti sampai di sini. Kamu juga akan menyadari bahwa Does Not Commute tidak menyajikan iklan sama sekali. Ia bebas dan tentu saja gak akan ada lagi, kasus munculnya pop-up iklan yang super mengganggu, baik itu di tengah permainan maupun saat kamu berada di bagian menu. Sebagai gantinya, Mediocre mendapatkan keuntungan melalui In-App Purchase yang disediakan bagi kamu yang tidak ingin mengulang level dari awal setiap ingin bermain.
Kekurangan
Ada dua kekurangan yang cukup serius yang dimiliki oleh Does Not Commute. Pertama, ketika kamu bermain game ini dan telah mencapai level yang jauh, tentu kamu berharap bahwa level tersebut tetap akan terbuka ketika kamu ingin bermain di lain hari. Sayangnya itu tidak berlaku di Does Not Commute. Jika kamu tidak melakukan In-App Purchase, maka kamu diminta untuk bermain dari level awal kembali, tanpa bisa melompat ke level terakhir kamu bermain. Sedih banget kan mengetahui bahwa ketika kamu sudah jauh-jauh bermain, eh diminta buat bermain dari awal lagi.
Kekurangan serius yang kedua adalah game inni bisa kami bilang cukup simple dalam segi gameplay, akan tetapi mungkin dikarenakan grafiknya yang bagus atau map-nya yang cukup luas, maka file APK yang disediakan pun tidak seimbang. Untuk game ringan seperti ini, kamu diminta untuk mendownload file APK sebesar 78 MB. Ukuran segitu apabila dibandingkan dengan game sejenis, kami rasa cukup jomplang.
Tapi terlepas dari dua kekurangan serius tersebut, kami nilai Does Not Commute sukses menjadi salah satu game yang patut berada di HP kamu, demi melepaskan penat sehari-hari. Jangan lupa untuk memberikan pendapat di kolom komentar di bawah ini ya.
sumber:https://jalantikus.com/tips/review-does-not-commute/